Rabu, 06 September 2017

First ( For memories part 3 )



Monday, 04 September 2017
23:48

"Doesn’t need to be perfect, it just to be true…"


Assalamu’alaikum, 

Selamat malam, kamu yang sudah tertidur pulas saat aku memulai tulisan ini..

Terimakasih telah hadir, terimakasih telah bersabar menunggu tulisanku selanjutnya dan memilih tidak membaca ulang tulisanku sebelumnya. Agak sakit katanya..

But at least, aku suka gaya cemburumu yang begitu menyebalkan.

Back to the stories..


Flashback march, 2017


“Assalamu’alaikum kang, balikin jaketnya senin yaa. Ma’af telat. Hehe”

“wa’alaikum salam teh, iya gapapa”..

Sampai sekarang, dan mungkin sampai seterusnya, aku selalu menjadi orang yang tersenyum ketika mengingat beberapa hal yang menghantarkan kita untuk lebih dekat.

Jaket biru gelap, dan raut muka terpaksamu saat meminjamkanku. Kau menjadi laki laki yang menyebalkan pada akhir malam yang kulalui beberapa malam sebelum itu.

Harus ku akui, aku berterimakasih pada waktu. Pada hal yang mengahantarkanku untuk terhubung denganmu.

Kita lebih dekat setelah malam itu.

Lebih sering bertanya pasal kabar, bertanya pasal banyak hal, dan kau lebih sering mengejekku tanpa melihat rupamu itu.

Kau memang menyebalkan. 

Maksudku, sedikit menyenangkan.

Tak satu hal pun yang aku harapkan dari kedekatan kita saat itu, kecuali sebuah pertemanan. 

Aku dengan sikapku, dan aku juga yakin, kau dengan sikapmu. 

Tak ada yang berbeda, tak ada yang berubah.

Sikapmu yang terlalu suka bertanya, dan sikapku yang terlalu suka bercanda.

Kita masih dengan cara kita masing masing, hanya saja kita belum sama sama memahami banyak hal, sehingga beberapa hal terlihat asing.

Seperti aku yang acapkali mengucapkan pergantian hari tepat dipukul 00.00 misalnya.

Ini tentu asing bagimu,

Sama asingnya dengan keanehanmu yang acapkali suka mengejekku hampir disetiap hal meski kita baru saja saling kenal.

Sekali lagi, kau memang menyebalkan atas banyak hal.

Meski demikian, aku tidak pernah bosan untuk kau ejek, dan aku juga tidak pernah bosan menghadapi caramu bertahan dengan ocehanku.

Entah aku yang sedang perasa, atau memang kau yang berusaha untuk selalu ada. 

Aku tak berani menerka..


March, 19 at balairung Universitas Jambi

“kang, dimana? Arya udah dibalairung nih. Udah mau mulai acaranya. Arya mau balikin jaket, jam 10.00 arya ada ujian”

“bentar teh, baru mau otw”

Saat itu ada petemuan mahasiswa bidikmisi 2015, dan aku menunggumu disana. Berharap kau datang sebelum aku pergi.

Ternyata memang benar, aku tak bertemu denganmu hingga saat waktuku untuk ujian hampir tiba.

Bukan kecewa tepatnya untuk hal sesepele ini, hanya saja ada yang mengganjal karna kita gagal untuk bertemu saat itu.

Jika benar kita bertemu, ini bukanlah pertemuan pertama untuk kita.

Tapi  tetap saja..

“kang, arya mau berangkat kekelas dulu. Nanti aja kalo masih sempet abis ujian”

“tadi akang liat teteh dibalairung, sombong bener. Diliatin lewat tapi nggak ngeliat balik”

“seriusan kang? Arya ga kelihatan. Keburu mau ujian juga soalnya.”

“yaudah teh, nanti aja habis ujian”

“oke kang, ujian dulu yaa. Jaketnya dibikin pelindung buat contekan. Wkwkkwkw”

12.15 PM

“teh, gak kebalairung? Makan makan nih”

“iya kang. Duluan aja. Ini baru mau kelar ujiannya”

13.20 PM

“Kang dimana? Arya dah keluar kelas nih ”

“iya bentar teh. Ketemuan di balairung aja tempat latihan. Sekalian akang mau pinjemin sabuk putihnya. Akang masih disungai duren”

13:40 PM

“teh akang udah ditempat latihan”

“oke kang, tunggu sana”
Akhirnya..

Kita bertemu kembali.

Tak ada yang spesial sebenarnya, hanya aku yang terlalu sumringah.

Aku berjalan menyusulmu sembari membawa kantong plastik putih berisikan jaket biru gelap yang kau pinjamkan tempo minggu lalu.

Kau tersenyum menatapku dari kejauhan, aku berjalan mendekatimu secara perlahan.

Seolah orang yang sudah lama terpisah, lalu bertemu dengan memberikan senyuman sumringah.

Aku mengembalikan jaketmu seraya mengucapkan terimakasih karna dengan jaket itu, dinginnya angin malam gagal memiliki ku malam itu.

Kau meminjamkanku sabuk putih yang telah kau tawarkan beberapa waktu lalu.

“makasih kang..”

“ parah banget jaketnya dijadiin tempat nyontek”

“hahaha, enggak kok. Bercanda doang.”

“iya tau. Nih, sabuknya”

“ini sabuknya dipulangin waktu arya habis naik kurata ya kang ( naik sabuk)”

“iya teh gapapa pakek aja. Eh bisa makeknya?”

“gabisalah”

“sini dicontohin, jadi ini kesini, gini, gini……. Coba”

“ga bisa kang, nanti aja disatlat belajar sama teteh teteh lain. Makasih ya kang”

“iya teh, ayo bareng kalo mau ketempat temennya tadi”

“gausah kang, jalan aja. Itu kelihatan. Akang hati hati pulangnya”

“iya teh, akang duluan kalo gitu”

“iya kang, makasih ya”

Out of expectation..

Apa yang terjadi lebih dari hal yang aku bayangkan sebelumnya.

Terlalu banyak yang ingin aku gambarkan saat itu.

Semua mengungkapkan kebahagiaan,

Setelah hari itu aku sadar, mengenalmu yang suka mengejekku atas banyak hal bukanlah hal yang terlalu buruk.

Kau terlalu baik bahkan, meski pada saat saat tertentu.

Tapi terimakasih..


March, 20 ( 00.00 )

“selamat ulang tahun kang…”

Aku mengirimkan sebuah ucapan berupa voicenote padamu.

Untuk pertama kalinya aku mengucapkan ulang hari ulang tahun sespesial itu pada orang yang belum seminggu aku kenal.

Aku benar benar tidak tau apa yang aku pikirkan saat itu,

Hanya saja ada kebahagiaan tersendiri saat aku berhasil memberi ucapan padamu tepat waktu.

Aku menunggu saat saat itu, tentu.

Menunggu tepat pada pergantian hari, pergantian tanggal, merekam suara, mengirimkan beberapa kata ucapan dan berharap kau bahagia atas segalanya.

Untuk pertama kalinya, aku rela bodoh demi dirimu.

Tak apa, aku menyukai semuanya.

Aku mengucapkan beberapa kata yang mungkin menjadi bahan tertawamu saat ini.

Suaraku yang berbisik dan kehabisan nafas saat meemberikan ucapan, sampai kata kata yang ada dalam ucapan itu.

Aku sempat melarangmu untuk menyimpannya karna aku malu, aku lupa bahwa itu hakmu dan hanya permintaanku yang tak kau gubris sampai saat ini.

Dokumentasi katamu.


September 05, 2017


Tepat saat ini, aku kembali menuliskan tentangmu, tentang kita.

Aku hanya ingin kau tau, betapa lucunya kita untuk diingat.

Aku tak pernah lupa atas banyak hal yang menyangkut tentangmu, kita.

Bahkan sampai saat ini aku masih tak percaya,

Cara sederhanamu mampu memunculkan tawa,

Mampu membuatku merasa kehilangan.

Cara sederhanamu mampu menyembuhkan bekas luka, mengembalikan rasa percaya.

Sampai saat ini, aku masih takjub dengan seluruh kekurangamu yang aku jadikan kelebihan bagiku dan aku kagumi selalu.

Terlalu banyak hal yang ingin aku gambarkan tentangmu.

Tapi perjalanan kita masih panjang,

Masih sangat banyak waktu untukku menuliskan banyak hal tentangmu, tentang kita.

Sejuh ini, aku hanya ingin semua orang tau, bahwa memilikimu aku aman.

Memilikimu aku punya tujuan, aku bersyukur pada tuhan.

Terimakasih telah hadir.

Semoga selalu berada disisi hingga akhir..

(With love, arya dilla sari)

To be continue…..


Tuesday, 05 sept 2017
23.47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar