Sunday, 30 july 2017
23.00
Bertahan denganmu adalah kebodohan yang harusnya aku sesali dari dulu......
Assalamu’alaikum
Selamat malam, rasa sakit yang masih membekas..
Flashback 2013-2014
“ aku hanya bertahan dan rela
ngelakuin semuanya buat kamu! Tolong jangan tinggalin aku “
Tidak ada yang bahagia dengan sebuah perpisahan, begitupun
aku.
Tidak ada yang bahagia dengan sakit setelah dibahagiakan
dengan bertubi tubi, ‘pun itu aku.
Aku hanya bisa mencintaimu sesederhana apa yang pernah kau
beri.
Mencintaimu dengan segala perjuangan yang ternyata kau
ujungkan dengan perih.
Aku ingat, tentu saja aku ingat.
Kesabaranmu menghadapiku.
Caramu membahagiakanku.
Kekhawatiranmu terhadap susahku, segala sakitku.
Sampai kalimat yang kau sebut takut kehilanganku.
Dulu, kau satu satunya orang lain yang kupercaya untuk menjaga
rasaku, satu satunya orang yang kujaga hatinya agar tak merasakan sakit meski
akulah yang acapkali berkata kasar padamu.
Sampai sekarang, akupun masih tidak mengerti satu alasanpun
yang membuatmu bertahan pada gadis manja dan labil sepertiku.
Dulu, kau satu satunya orang yang selalu mengikuti semua
kata-kataku, berusaha membahagiakanku dan memberikan yang terbaik untukku.
Kau melarangku atas banyak hal. Olahraga terlalu keras,
berlatih beladiri, selalu bermain handphone saat ada tugas dan tidur larut
malam di hari sekolah.
Dulu, aku adalah orang yang paling bersyukur memilikimu.
Kau menjagaku, menjaga senyumku, bahagiaku, sampai bertahan denganmu
bukanlah hal yang berat untuk kujalani.
Tapi kau tau saat ini?
Bercerita tentangmu membuatku muak.
Mengingatmu hanya membuka sobekan luka yang masih basah.
aku jadi benci semua hal tentangmu.
Aku benci laranganmu.
Aku benci kepedulianmu
Aku bahkan hampir membenci semua yang ada pada dirimu
sepenuhnya.
Aku memang tega, tentu saja aku tega.
Setega dirimu yang membuatku luka dalam keadaan baik baik
saja.
Setega dirimu yang membuatku luka saat aku sedang ingin
tertawa.
Setega dirimu yang membohongiku 11 bulan lamanya.
Kau satu satunya orang yang membuatku menangis saat aku sedang
bahagia.
Kadang aku berpikir, mengapa begitu mudah?
Lalu, untuk apa berbahagia denganku bila akhirnya berujung
luka?
Untuk apa tawa lepasmu, untuk apa perjuanganmu, untuk apa seolah
melindungiku, mengkhawatirkan diriku, bahkan untuk apa kau seolah benar benar
mencintaiku?
Aku tidak mengerti, benar benar tidak mengerti. Permainanmu
terlalu halus untuk pemeran amatir sepertiku.
Tapi sudahlah, terlalu banyak sesuatu yang berujung pada sesak
jika mengingatmu.
Terimakasih untuk caramu menjagaku selama ini. untuk rasa
hormatmu, kasih sayangmu, perjuanganmu yang kuakui betul bagaimana hebatnya.
Terimakasih sudah mengikuti arusku sampai kau arahkan aku
ketempat yang begitu banyak batu tajam. Kau tentu berhasil membuatku luka
secara dalam. Apa yang lebih sulit dari merasakan sakit tapi kau tak tau dimana
letaknya?.
Apa yang mampu aku ucapkan selain kata “terimakasih’ saat ini?
Sekali lagi,
Terimakasih telah menjemputku pulang sekolah, telah
mengkhawatirkanku setiap saat. Rela bolos kuliah hanya untuk mengantarkanku
saat pramuka, PMR, atau semacamnya.
Terimakasih sudah menjadi orang yang paling takut kalau aku kelaparan dan belum pulang waktu sekolah, terimakasih atas semua malam yang selalu kau lewatkan bersamaku dari jauh, tanpa jeda. Bahkan spasi.
Terimakasih sudah menjadi orang yang paling takut kalau aku kelaparan dan belum pulang waktu sekolah, terimakasih atas semua malam yang selalu kau lewatkan bersamaku dari jauh, tanpa jeda. Bahkan spasi.
Terimakasih atas kebahagiaan yang tak pernah kubuat sebagai
tujuan, dan kau balas dengan sesuatu yang mengagumkan, kebohongan.
Aku ini bukan wanita yang kuat untukmu, bukan wanita yang
sanggup membiarkanmu dengan wanita lain saat bersamaku.
Aku tak sebaik mereka yang kasih sayangnya dibagi, yang diberi
alibi bahwa sayangmu hanya untuk salah satu dari kami. Kalaupun benar adanya,
biarlah semua untuk “dia”.Bukankah ada alasan besar yang membuatmu masih
mempertahankannya?
Namun pada akhirnya kau memang berhasil membuatku menjadi
lebih baik.
Kau berhasil membuatku menjadi wanita yang lebih bersyukur,
karna tuhan menyadarkanku lebih dahulu, sebelum semuanya terlalu jauh. Kau
pasti tau, melepaskan tidak semudah itu.
Aku pernah begitu kuat bertahan dalam setiap ketakutanmu.
Aku pernah begitu bersabar menenangkan rasa cemasmu. Kau yang
tak yakin akan kita, sementara bertahan sebab aku terlalu keras membuktikan
cinta.
Kau nyatanya memang tak sepenuh hati. Punah sudah semua yang
ku anggap termiliki. Kita benar benar didera luka tak terkira. Robek dalam dada
meski pada kulit terlihat mulus saja.
Kau menghabisi nafas yang kubangun atas rasa percaya. Kau
menguliti semua yang kuanggap bahagia.
Luluh dan jatuh berkali kali menghantam kita. Hingga tak
satupun yang terselamatkan lagi atas segala pedih yang tersisa. Kau lebih
tenang saat jauh.
Biarlah aku pulih sendiri. Kutata hati dan tak akan kupaksa
memilikimu lagi.
Dari sini, disudut luka yang kau tusukkan dalam; kurapal do’a
semoga kau tetap bahagia, untuk hati siapapun tempatmu berdiam.
After the past, I was fine.
2016,2017, and always…
Tepat saat ini, semua hal tentangmu hanyalah bagian dari
masalalu.
Bagian dari penghantar cerita bahagiaku yang baru.
Tepat saat ini, kutegaskan aku sudah benar benar bahagia.
Jangan khawatir dan mengkhawatirkanku. Aku sudah baik baik
saja.
Jangan menjagaku, karna orang yang lebih baik darimu telah
menjagaku.
Jangan takut aku sakit, karna orang yang lebih baik darimu
sangat menyayangiku dan tak pernah menyakitiku. ‘pun hanya berkata kasar.
Jangan takut aku menangis, karna orang yang lebih baik darimu
telah menghapus segala air mataku, ia telah meminjamkan pundak dan waktunya
untuk menenangkanku.
Jangan terlalu takut aku tidak aman, karna orang yang lebih
baik darimu sudah benar benar menjagaku, ia bahkan mungkin takkan membiarkanku
terluka. ‘pun hanya mengeluh karna digigit oleh seekor semut.
Jangan takut aku kesepian, karna orang yang lebih baik darimu
selalu menemaniku setiap saat dan memberikan waktu malam nya selalu untukku.
Bercerita, bertingkah konyol, menyanyikan beberapa lagu, membujukku saat aku
manja, dan menemaniku sampai aku
tertidur pulas, meski masih dari jauh.
Jangan takut aku dalam bahaya, karna ia akan selalu membelaku
dalam keadaan apapun, mengkhawatirkan kabarku selalu dan menungguku sampai saat
aku dalam perjalanan.
Jangan cemaskan aku, karna orang yang datang saat ini sudah
lebih sanggup untuk menggantikanmu.
Sekali lagi jangan cemaskan aku.
Ia menjagaku, mencintaiku dan akan memperjuangkanku lebih
darimu.
Aku percaya padanya, dan kau juga harus……
Aku hanya ingin kau mengerti, saat kau membaca ini, aku sudah
menghapus banyak hal tentangmu, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang
bernama hati.
Sekali lagi terimakasih sudah mengajariku banyak hal, aku
bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang. Dan aku akan menjaganya seperti
ia menjagaku….
Aku akan menemaninya sampai ia dititik siapnya nanti. Aku
sudah tak berharap banyak kecuali kebahagiaannya dengan siapapun itu. Karna
setidaknya, ia sudah memberikanku cinta yang tulus sampai meraih seluruh
kepercayaanku agar berada ditangannya.
Percayalah, aku bahagia saat ini.
Dan kau juga harus begitu…
Monday, 20 august 2017
23.05