Minggu, 20 Agustus 2017

Terimakasih....




Sunday, 30 july 2017
23.00

Bertahan denganmu adalah kebodohan yang harusnya aku sesali dari dulu......

Assalamu’alaikum
Selamat malam, rasa sakit yang masih membekas..



Flashback 2013-2014

“ aku hanya bertahan dan rela ngelakuin semuanya buat kamu! Tolong jangan tinggalin aku “

Tidak ada yang bahagia dengan sebuah perpisahan, begitupun aku.

Tidak ada yang bahagia dengan sakit setelah dibahagiakan dengan bertubi tubi, ‘pun itu aku.

Aku hanya bisa mencintaimu sesederhana apa yang pernah kau beri.

Mencintaimu dengan segala perjuangan yang ternyata kau ujungkan dengan perih.
Aku ingat, tentu saja aku ingat.

Kesabaranmu menghadapiku.

Caramu membahagiakanku.

Kekhawatiranmu terhadap susahku, segala sakitku.

Sampai kalimat yang kau sebut takut kehilanganku.

Dulu, kau satu satunya orang lain yang kupercaya untuk menjaga rasaku, satu satunya orang yang kujaga hatinya agar tak merasakan sakit meski akulah yang acapkali berkata kasar padamu.

Sampai sekarang, akupun masih tidak mengerti satu alasanpun yang membuatmu bertahan pada gadis manja dan labil sepertiku.

Dulu, kau satu satunya orang yang selalu mengikuti semua kata-kataku, berusaha membahagiakanku dan memberikan yang terbaik untukku.

Kau melarangku atas banyak hal. Olahraga terlalu keras, berlatih beladiri, selalu bermain handphone saat ada tugas dan tidur larut malam di hari sekolah.

Dulu, aku adalah orang yang paling bersyukur memilikimu.

Kau menjagaku, menjaga senyumku, bahagiaku, sampai bertahan denganmu bukanlah hal yang berat untuk kujalani.

Tapi kau tau saat ini?

Bercerita tentangmu membuatku muak.

Mengingatmu hanya membuka sobekan luka yang masih basah.

aku jadi benci semua hal tentangmu.

Aku benci laranganmu.

Aku benci kepedulianmu

Aku bahkan hampir membenci semua yang ada pada dirimu sepenuhnya.

Aku memang tega, tentu saja aku tega.

Setega dirimu yang membuatku luka dalam keadaan baik baik saja.

Setega dirimu yang membuatku luka saat aku sedang ingin tertawa.

Setega dirimu yang membohongiku 11 bulan lamanya.

Kau satu satunya orang yang membuatku menangis saat aku sedang bahagia.

Kadang aku berpikir, mengapa begitu mudah?

Lalu, untuk apa berbahagia denganku bila akhirnya berujung luka?

Untuk apa tawa lepasmu, untuk apa perjuanganmu, untuk apa seolah melindungiku, mengkhawatirkan diriku, bahkan untuk apa kau seolah benar benar mencintaiku?

Aku tidak mengerti, benar benar tidak mengerti. Permainanmu terlalu halus untuk pemeran amatir sepertiku.

Tapi sudahlah, terlalu banyak sesuatu yang berujung pada sesak jika mengingatmu.

Terimakasih untuk caramu menjagaku selama ini. untuk rasa hormatmu, kasih sayangmu, perjuanganmu yang kuakui betul bagaimana hebatnya.

Terimakasih sudah mengikuti arusku sampai kau arahkan aku ketempat yang begitu banyak batu tajam. Kau tentu berhasil membuatku luka secara dalam. Apa yang lebih sulit dari merasakan sakit tapi kau tak tau dimana letaknya?.

Apa yang mampu aku ucapkan selain kata “terimakasih’ saat ini?

Sekali lagi,

Terimakasih telah menjemputku pulang sekolah, telah mengkhawatirkanku setiap saat. Rela bolos kuliah hanya untuk mengantarkanku saat pramuka, PMR, atau semacamnya.

Terimakasih sudah menjadi orang yang paling takut kalau aku kelaparan dan belum pulang waktu sekolah, terimakasih atas semua malam yang selalu kau lewatkan bersamaku dari jauh, tanpa jeda. Bahkan spasi.

Terimakasih atas kebahagiaan yang tak pernah kubuat sebagai tujuan, dan kau balas dengan sesuatu yang mengagumkan, kebohongan.

Aku ini bukan wanita yang kuat untukmu, bukan wanita yang sanggup membiarkanmu dengan wanita lain saat bersamaku. 

Aku tak sebaik mereka yang kasih sayangnya dibagi, yang diberi alibi bahwa sayangmu hanya untuk salah satu dari kami. Kalaupun benar adanya, biarlah semua untuk “dia”.Bukankah ada alasan besar yang membuatmu masih mempertahankannya?

Namun pada akhirnya kau memang berhasil membuatku menjadi lebih baik.

Kau berhasil membuatku menjadi wanita yang lebih bersyukur, karna tuhan menyadarkanku lebih dahulu, sebelum semuanya terlalu jauh. Kau pasti tau, melepaskan tidak semudah itu.

Aku pernah begitu kuat bertahan dalam setiap ketakutanmu. 

Aku pernah begitu bersabar menenangkan rasa cemasmu. Kau yang tak yakin akan kita, sementara bertahan sebab aku terlalu keras membuktikan cinta.

Kau nyatanya memang tak sepenuh hati. Punah sudah semua yang ku anggap termiliki. Kita benar benar didera luka tak terkira. Robek dalam dada meski pada kulit terlihat mulus saja.

Kau menghabisi nafas yang kubangun atas rasa percaya. Kau menguliti semua yang kuanggap bahagia.

Luluh dan jatuh berkali kali menghantam kita. Hingga tak satupun yang terselamatkan lagi atas segala pedih yang tersisa. Kau lebih tenang saat jauh.

Biarlah aku pulih sendiri. Kutata hati dan tak akan kupaksa memilikimu lagi. 

Dari sini, disudut luka yang kau tusukkan dalam; kurapal do’a semoga kau tetap bahagia, untuk hati siapapun tempatmu berdiam.




After the past, I was fine.
2016,2017, and always…


Tepat saat ini, semua hal tentangmu hanyalah bagian dari masalalu.

Bagian dari penghantar cerita bahagiaku yang baru.

Tepat saat ini, kutegaskan aku sudah benar benar bahagia.

Jangan khawatir dan mengkhawatirkanku. Aku sudah baik baik saja.

Jangan menjagaku, karna orang yang lebih baik darimu telah menjagaku.

Jangan takut aku sakit, karna orang yang lebih baik darimu sangat menyayangiku dan tak pernah menyakitiku. ‘pun hanya berkata kasar.

Jangan takut aku menangis, karna orang yang lebih baik darimu telah menghapus segala air mataku, ia telah meminjamkan pundak dan waktunya untuk menenangkanku.

Jangan terlalu takut aku tidak aman, karna orang yang lebih baik darimu sudah benar benar menjagaku, ia bahkan mungkin takkan membiarkanku terluka. ‘pun hanya mengeluh karna digigit oleh seekor semut.

Jangan takut aku kesepian, karna orang yang lebih baik darimu selalu menemaniku setiap saat dan memberikan waktu malam nya selalu untukku. Bercerita, bertingkah konyol, menyanyikan beberapa lagu, membujukku saat aku manja,  dan menemaniku sampai aku tertidur pulas, meski masih dari jauh.

Jangan takut aku dalam bahaya, karna ia akan selalu membelaku dalam keadaan apapun, mengkhawatirkan kabarku selalu dan menungguku sampai saat aku dalam perjalanan.

Jangan cemaskan aku, karna orang yang datang saat ini sudah lebih sanggup untuk menggantikanmu. 

Sekali lagi jangan cemaskan aku.

Ia menjagaku, mencintaiku dan akan memperjuangkanku lebih darimu.

Aku percaya padanya, dan kau juga harus……

Aku hanya ingin kau mengerti, saat kau membaca ini, aku sudah menghapus banyak hal tentangmu, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang bernama hati.

Sekali lagi terimakasih sudah mengajariku banyak hal, aku bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang. Dan aku akan menjaganya seperti ia menjagaku….

Aku akan menemaninya sampai ia dititik siapnya nanti. Aku sudah tak berharap banyak kecuali kebahagiaannya dengan siapapun itu. Karna setidaknya, ia sudah memberikanku cinta yang tulus sampai meraih seluruh kepercayaanku agar berada ditangannya.

Percayalah, aku bahagia saat ini.

Dan kau juga harus begitu…

Monday, 20 august 2017
23.05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar